Search

Wabah Virus Corona, Buah Lokal Laris, Stok Buah Impor Menipis - Kompas.com - Megapolitan Kompas.com

TANGERANG, KOMPAS.com - Munculnya virus corona atau Covid-19 di beberapa negara, khususnya di China, menyebabkan efek berantai. Salah satunya dampak ekonomi, khusus terkait ekspor-impor barang Indonesia dengan China.

Setelah Indonesia menutup penerbangan dari dan menuju China pada 5 Februari 2020, stok barang dari China mulai menipis, khususnya bahan pangan.

Di Pasar Induk Tanah Tinggi, Kota Tangerang, para pedagang yang mengandalkan buah impor atau bahan pangan lain dari China mulai merasakan dampak dari penutupan impor akibat wabah virus corona tersebut.

Pedagang buah impor menjerit

Pedagang grosir buah impor di Pasar Induk Tanah Tinggi, Budi mengaku, ia mengalami penurunan omzet cukup besar lantaran keran impor ditutup akibat wabah virus corona yang bermula di Wuhan, China.


Baca juga: Pedagang Buah Impor Menjerit, Pintu Impor Ditutup karena Virus Corona

Budi mengatakan, lapaknya di Pasar Induk Tanah Tinggi mulai kesulitan buah  apel impor asal China setelah penerbangan dilarang dari dan menuju China

Ia mengatakan, dirinya kesulitan mendapat buah asal China sejak awal bulan ini.

"Mulai awal Februari, sekitar 4-5 hari dari awal bulan," kata dia saat ditemui Kompas.com di Pasar Induk Tanah Tinggi, Kamis (13/2/2020).

Dengan menipisnya stok apel asal China, harga apel mulai melambung tinggi.

Budi mengatakan kenaikan terjadi antara Rp 50.000 sampai dengan Rp 100.000 per karton berisi 17 kilogram apel.

"Satu karton (naik) Rp 100.000, biasanya harga standar Rp 280.000, sekarang jadi 370.000," tutur dia.

Penjualan Budi pun jadi turun drastis. Sekitar 73 persen dari omzet harian lapaknya hilang karena kelangkaan dan kenaikan harga apel asal China tersebut.

Berkah untuk pedagang buah lokal

Namun tidak semua dirugikan dengan keadaan tersebut. 

Wabah virus corona berdampak positif terhadap penjualan buah lokal di pasar itu.

Toha, salah seorang penjual grosiran buah lokal, mengatakan dengan dihentikannya sementara impor buah asal China, terutama apel, buah-buahan lokal jadi laris.

"Peningkatan penjualan ada. Harga tetap standar tapi penjualan meningkat dari yang biasanya," kata Toha, Kamis.

Peningkatan tersebut bisa dilihat dari jumlah permintaan apel asal Kota Batu, Malang. Sebelumnya, apel dengan berat 6 ton habis dalam 5 hari, kini bisa ludes terjual hanya dalam 2 hari.

"Biasanya habis 5 hari dalam 1 truk (6 ton). Sekarang bisa 2 hari," ujar Toha.

Toha menjual grosiran satu dus  Apel malang pada kisaran Rp 200.000 sampai dengan Rp 270.000 per dus.

Baca juga: Buah Lokal di Tangerang Laris Setelah Impor dari China Distop karena Wabah Virus Corona

Direktur Pasar Komoditi Nasional (Paskomnas) Sukam Pawardi mengatakan, kasus virus corona berdampak pada impor buah terutama dari China. Namun kasus itu tidak sepenuhnya berdampak negatif bagi pedagang.

Dia mengatakan, tren positif penjualan buah lokal di Pasar Induk Tanah Tinggi bisa memberikan keuntungan lebih bagi pedagang dan petani lokal.

"Dengan tidak masuknya apel impor, justru apel lokal alhamdulillah permintaan dari masyarakat cukup baik," kata dia.

Pengupas bawang putih di lapak grosir bawang putih di Pasar Induk Tanah Tinggi Kota Tangerang, Kamis (13/2/2020)KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO Pengupas bawang putih di lapak grosir bawang putih di Pasar Induk Tanah Tinggi Kota Tangerang, Kamis (13/2/2020)

Takut stok barang karena harga belum stabil

Akibat penutupan jalur impor, harga-harga komoditas impor jadi tidak stabil. Harga bawang putih belum sepenuhnya stabil setelah penutupan keran impor bawang putih asal China.

Salah seorang pedagang bawang putih di Pasar Induk Tanah Tinggi, Muslih mengatakan, akibat  harga bawang putih yang masih naik-turun, dia tak berani menyetok barang terlalu banyak.

"Biasa (menyetok) 8 ton sekarang jadi 4 ton. Takutnya harga turun lagi," kata dia, kemarin.

Muslih mengatakan, dirinya saat ini sudah merugi karena menyetok bawang putih dengan harga tinggi. Di hari berikutnya harga bawang putih kembali turun.

"Saya stok kemarin Rp 32.000 per kilogram, sekarang sudah 30.000," ujar dia.

Namun harga tersebut masih jauh dari harga normal grosir yang biasanya di kisaran Rp 20.000-25.000 perkilogram.

Muslih juga mengatakan, tidak hanya harga yang melonjak, stok barang yang semakin menipis membuat dia harus menyetok bawang putih dari pihak kedua.

"Jadi bukan tangan pertama istilahnya dapat dari tangan kedua atau ketiga," tutur dia.

Dia berharap keran impor dari China bisa segera dibuka agar harga bawang putih kembali normal.

Let's block ads! (Why?)



"buah" - Google Berita
February 14, 2020 at 11:30AM
https://ift.tt/37lxMGE

Wabah Virus Corona, Buah Lokal Laris, Stok Buah Impor Menipis - Kompas.com - Megapolitan Kompas.com
"buah" - Google Berita
https://ift.tt/2ZJsuGa

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Wabah Virus Corona, Buah Lokal Laris, Stok Buah Impor Menipis - Kompas.com - Megapolitan Kompas.com"

Post a Comment

Powered by Blogger.